Ruang Dakwah
Berhati-hatilah dengan Limpahan Rezeki karena Bermaksiat
Radja Fajrul Ghufron

Radja Fajrul Ghufron

Aug 12, 2022

Berhati-hatilah dengan Limpahan Rezeki karena Bermaksiat

Pasti pernah terbesit dalam benak Anda sebuah pertanyaan, kenapa banyak orang kafir yang kaya. Anda sendiri mungkin melihat orang yang selalu bermaksiat kepada Allah, seperti orang yang berkecimpung dengan perbuatan riba, orang yang dikenal gemar melakukan suap-menyuap, atau profesi yang suka mengumbar aurat malah menjadi kaya, hidupnya terlihat bahagia, dan jauh dari kesusahan.

Tidak perlu iri, dengki, atau bahkan khawatir bahwa rezeki Anda tertukar dengan mereka yang gemar bermaksiat kepada Allah, padahal Anda tidak pernah meninggalkan shalat, selalu menunaikan zakat, juga berpuasa di bulan Ramadan, dan berusaha menjadi orang yang bertakwa kepada Allah. Tapi, Anda belum dikaruniai rumah besar, mobil dan kendaraan mewah, atau istilah masa kini yang dikenal dengan sebutan “merdeka finansial”.

Ketahuilah bahwa di dalam agama Islam ada yang namanya “Istidraj”, yakni suatu jebakan berupa kelapangan rezeki, padahal orang yang diberi itu dalam keadaan terus-menerus bermaksiat pada Allah.

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu’anhu Rasulullah shalllallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah Istdiraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan ) dari Allah.” [HR. Ahmad 145:4, Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadis ini hasan dilihat dari jalur lain]

Allah Ta’ala juga berfirman, “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu  kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong (mendadak), maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (Q.S Al-An’am: 44).

Dalam Tafsir Al-Jalalain (halaman 141) disebutkan: “Ketika mereka meninggalkan peringatan yang diberikan pada mereka, tidak mau mengindahkan peringatan tersebut, maka Allah buka pada mereka segala pintu nikmat sebagai bentuk istidraj pada mereka, sampai mereka berbangga akan hal itu dengan sombongnya. Kemudian kami siksa mereka dengan tiba-tiba. Lantas mereka-pun terdiam dari segala kebaikan.”

Syaikh As Sa’di juga menyatakan, “Ketika mereka melupakan peringatan Allah yang diberikan pada mereka, maka dibukakanlah berbagai pintu dunia dan kelezatannya, mereka pun lalai. Sampai mereka bergembira dengan apa yang diberikan pada mereka, akhirnya Allah menyiksa mereka dengan tiba-tiba. Mereka pun berputus asa dari kebaikan. Seperti itu lebih berat siksanya. Mereka terbuai, lalai, dan tenang dengan keadaan dunia mereka. Namun, itu sebenarnya lebih berat hukumannya dan jadi musibah yang besar.” (Tafsir As-Sa’di halaman 260).

Ada sebuah kisah di dalam Al-Qur’an tentang pemilik kebun yang diberi nikmat padahal sebenarnya ini adalah istidraj. Para pembaca ruangdakwah bisa membaca dan menadaburi kisahnya lewat surah Al-Qalam ayat ke-17 hingga ayat ke-33.

Syaikh As Sa’di rahimahullah menerangkan mengenai kisah tersebut,”Kisah di dalam surah Al-Qalam ayat ke-17 hingga ayat ke-33 menunjukkan bagaimana akhir keadaan orang-orang yang mendustakan kebaikan. Mereka telah diberi harta, anak, umur yang panjang, serta berbagai  nikmat yang mereka inginkan. Semua itu diberikan bukan karena mereka memang mulia. Namun, diberikan sebagai bentuk istidraj tanpa mereka sadar.”.

Setelah mengetahui betapa ngerinya istidraj, marilah kita berusaha menjauhi maksiat secara jujur dengan terus berusaha menjadi hamba Allah yang bertakwa. Semoga segala nikmat yang Allah beri pada kita bukanlah bagian dari istidraj. Aamiin

Radja Fajrul Ghufron

Radja Fajrul Ghufron

I m a junior developer.

Leave a Reply

Related Posts

Categories