Radja Fajrul Ghufron
Memaafkan adalah amalan yang sangat mulia ketika seseorang mampu bersabar terhadap gangguan yang ditimpakan orang kepadanya serta memaafkan kesalahan orang, padahal ia mampu untuk membalasnya. Gangguan itu bermacam-macam bentuknya. Adakalanya berupa cercaan, pukulan, perampasan hak, dan semisalnya.
Orang yang pemaaf dan tidak mau membalas orang yang berbuat jahat padanya dipuji oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadis saat beliau memberikan wasiat pada Jabir bin Sulaim, “Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Biarlah ia yang menanggung akibat buruknya.”
Sahabat Nabi yang mulia, Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, mengatakan: “Allah memerintahkan kepada orang beriman untuk bersabar ketika ada yang membuat marah, membalas dengan kebaikan jika ada yang buat jail, dan memaafkan ketika ada yang berbuat jelek. Jika setiap hamba melakukan semacam ini, Allah akan melindunginya dari gangguan setan dan akan menundukkan musuh-musuhnya. Malah yang semula bermusuhan bisa menjadi teman dekatnya karena tingkah laku baik semacam ini.”
Ibnu Katsir rahimahullah pun mengatakan: “Namun, yang mampu melakukan seperti ini adalah orang yang memiliki kesabaran, karena membalas orang yang menyakiti dengan kebaikan adalah suatu yang berat bagi setiap jiwa”. [Tafsir Al-Qur’an Al’Azhim, 530-529: 6]
Sebagai muhasabah kita bersama, coba perhatikan firman Allah Ta’ala berikut, “Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S An-Nuur: 22)
Ada beberapa pelajaran penting yang bisa kita petik dari ayat tadi tentang sifat mulia, yakni menjadi orang yang pemaaf.
1. Memaafkan orang lain adalah sebab Allah memberikan ampunan kepada kita.
2. Wajibnya memberikan maaf ketika ada yang mau meminta maaf dan memperbaiki diri.
3. Kejelekan tidaklah dibalas dengan kejelekan, balaslah kejelekan dengan kebaikan. Juga berikanlah maaf kepada orang yang berbuat jelek kepada kita.
Allah Ta’ala berfirman: “Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antara kamu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (Q.S Fushilat: 34-35)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, ia berkata bahwa Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin membuatnya mulia. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim, No. 2588).
Semoga tulisan ini bisa membuat hati kita luluh dan memaafkan semua kesalahan orang-orang yang pernah berbuat salah kepada kita. Semoga Allah juga mengampuni setiap kesalahan dan dosa-dosa kita semua. Aaamiin
I m a junior developer.