Luthfi Muhammad
Di era pandemi Covid-19 ini berbagai macam makanan dan camilan dapat kita temui, baik di media sosial atau Online maupun yang dijajakan di berbagai tempat dan lokasi.
Bicara mengenai camilan atau makanan ringan, kami menemukan produsen atau pengusaha rumahan yang menjadikan singkong sebagai bahan utamanya di daerah sekitar marga luyu.
"Apa nama camilan yang fenomenal ini?"
Ini adalah kripik asoy kata Ibu Siti Kanafia, pemilik usaha kripik ini.
Sekilas, namanya saja membuat kita menjadi penasaran dan bertanya-tanya tentang camilan ini, mengapa Bu Siti menggunakan bahan baku singkong dan mengapa disebut kripik Asoy?
"Kami memanfaatkan lahan pertanian yang kami miliki untuk ditanami singkong. Setelah panen, kami langsung mengolahnya menjadi kripik ini," kata Bu Siti".
Kripik asoy ini dibuat dan dengan melewati beberapa tahap produksi. Dimulai dari memarut singkong, mencuci singkong yang telah diparut, lalu mengendapkannya sekitar kurang lebih 2 hari. Setelah itu, singkong yang telah diparut ini diberi bumbu dan rempah. Setelah itu diberi berbagai macam pewarna makanan agar warna yang lebih menarik, lalu proses pengecekan, pengukusan, pematangan, dan penjemuran.
Sekilas melihat dan mendengar cerita Bu Siti mengenai proses pembuatan kripik Asoy ini membuat kita berpikir berapa banyak karyawan yang membantu dalam tahap produksi ini. Siapa saja yang berperan dalam mengelola usaha ini?
Sambil tersenyum, Bu Siti bercerita, ".... Ini usaha keluarga, jadi ya dimulai dari memanen sampai produksi dan dijual pun kita tidak melibatkan orang lain. Hanya keluarga saja.".
Karena lokasi pembuatan kripik singkong ini di lahan pertanian dan jauh dari pusat kota, sehingga jarang ditemukan alat transportasi, maka pemilik usaha ini memiliki cara yang unik menjajakan kripik Asoy. "Di sini biasanya ada Pasar Tonggeng setiap hari Selasa sore dan Ahad pagi, nah saat itulah kami berkesempatan untuk menjajakan kripik ini,” kata Bu Siti, “Alhamdulillah kripik ini banyak diminati”.
Bagaimana suka duka Bu Siti dalam menjalankan usaha? "Ya, namanya juga usaha, jualan pasti ada naik turunnya ada manis pahitnya, kalo musim hujan kan kita susah buat produksi karena bakal calon keripik kan harus dijemur belum lagi kalo lagi sepi. Tapi ya hikmahnya diambil aja, kalau lagi sepi mah kripiknya kita sedekahkan," ujar Bu Siti.
Seiring berjalannya waktu, usaha kripik Asoy ini kini sudah berjualan 10 tahun. Suka dan duka serta manis dan pahitnya perjalanan menjadi pengusaha kripik yang saat ini banyak digemari bukan hal yang asing lagi bagi Bu Siti.
Kripik Asoy ini sangat dikenal oleh masyarakat, karena memiliki cita rasa yang khas di lidah para penggemarnya.
Bagaimana rasa dan sensasi dari kripik asoy ini? "Wah ini kripik sangat orisinal sekali, rasanya juga tidak mengandung zat pengawet dan ramah di kantong." Begitulah sekilas pendapat dari konsumen kripik Asoy. Cita rasa yang memanjakan lidah penggemarnya serta harga yang ekonomis dan ramah di kantong, plus pengemasan yang higienis di era pandemi ini menjadikan kripik Asoy makanan yang menarik perhatian dan mendapat tempat di hati para penggemarnya. Bahkan, kripik Asoy ini menjadi inspirasi bagi anak bangsa.
Kripik singkong Asoy memang asoy untuk teman minum teh atau kopi.
Saya adalah mahasiswa Daarut Tauhiid semester 2 Prodi KPI dan saya mempunyai skill di bidang olahraga yaitu futsal