Radja Fajrul Ghufron
Ada banyak bentuk ibadah yang Allah perintahkan kepada kita, dan kita sangat yakin, ketika melaksanakan sekian banyak ibadah itu, masih banyak kekurangan dan kesalahannya. Inilah yang menjadi alasan terbesar mengapa kita memohon ampun kepada Allah seusai kita beribadah kepada-Nya.
Kita meminta ampun karena kita menyadari, ibadah yang kita lakukan barangkali tidak sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah. Menyadari adanya banyak kekurangan dari ibadah yang kita lakukan. Karena itulah, terdapat banyak perintah, baik dalam Al-Qur’an maupun hadis, agar kita mengakhiri amal kita dengan Istighfar.
Di antara-Nya, seusai shalat Tahajud, kita dianjurkan untuk banyak ber-istighfar di waktu sahur. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala,
اَلصّٰبِرِيْنَ وَالصّٰدِقِيْنَ وَالْقٰنِتِيْنَ وَالْمُنْفِقِيْنَ وَالْمُسْتَغْفِرِيْنَ بِالْاَسْحَارِ
“Dan mereka yang rajin istighfar di waktu sahur.” (Q.S Ali Imran: 17) *Hal semakna juga termaktub atau tertulis di dalam surah Al-Muzzammil ayat ke-20
۞ اِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ اَنَّكَ تَقُوْمُ اَدْنٰى مِنْ ثُلُثَيِ الَّيْلِ وَنِصْفَهٗوَثُلُثَهٗوَطَاۤىِٕفَةٌمِّنَالَّذِيْنَمَعَكَۗوَاللّٰهُيُقَدِّرُالَّيْلَوَالنَّهَارَۗعَلِمَاَنْلَّنْتُحْصُوْهُفَتَابَعَلَيْكُمْفَاقْرَءُوْا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْاٰنِۗ عَلِمَ اَنْ سَيَكُوْنُ مِنْكُمْ مَّرْضٰىۙ وَاٰخَرُوْنَ يَضْرِبُوْنَ فِى الْاَرْضِ يَبْتَغُوْنَ مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ ۙوَاٰخَرُوْنَ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۖفَاقْرَءُوْا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُۙ وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَاَقْرِضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًاۗ وَمَا تُقَدِّمُوْا لِاَنْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدَ اللّٰهِ ۙهُوَ خَيْرًا وَّاَعْظَمَ اَجْرًاۗ وَاسْتَغْفِرُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌࣖ
20. “Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwa engkau (Muhammad) berdiri (salat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) golongan dari orang-orang yang bersamamu. Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menentukan batas-batas waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur'an; Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit, dan yang lain berjalan di bumi mencari sebagian karunia Allah; dan yang lain berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur'an dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Q.S Al-Muzzammil: 20)
Contoh lainnya, Allah perintahkan agar di pengujung pelaksanaan haji, kaum muslimin banyak beristighfar, hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surah Al-Baqarah ayat 198 – 199.
لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ اَنْ تَبْتَغُوْا فَضْلًا مِّنْ رَّبِّكُمْ ۗ فَاِذَآ اَفَضْتُمْ مِّنْ عَرَفَاتٍ فَاذْكُرُوا اللّٰهَ عِنْدَ الْمَشْعَرِ الْحَرَامِ ۖ وَاذْكُرُوْهُ كَمَا هَدٰىكُمْ ۚ وَاِنْ كُنْتُمْ مِّنْ قَبْلِهٖلَمِنَالضَّاۤلِّيْنَ
198. “Bukanlah suatu dosa bagimu mencari karunia dari Tuhanmu. Maka apabila kamu bertolak dari Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy’arilharam. Dan berzikirlah kepada-Nya sebagaimana Dia telah memberi petunjuk kepadamu, sekalipun sebelumnya kamu benar-benar termasuk orang yang tidak tahu.”
ثُمَّ اَفِيْضُوْا مِنْ حَيْثُ اَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
199. “Kemudian bertolaklah kamu dari tempat orang banyak bertolak (Arafah) dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Nah, dari ayat-ayat dan penjelasan tadi, kita bisa memahami, mengapa kita harus ber-istighfar setelah shalat. Tapi bukankah shalat itu beribadah? Mengapa kita dianjurkan untuk istighfar seusai ibadah?!...
Ya!, karena kita sangat yakin, ibadah shalat yang kita lakukan sangat rentan dengan kekurangan, dan kita memohon ampun atas semua kekurangan yang kita lakukan ketika shalat.
Hadirkan perasaan semacam ini ketika kita membaca istighfar ba’da shalat. Agar ucapan istighfar kita lebih berarti, Tsauban rordhiyallahu’anhu berkata. “Apa bila Rasulullah Shallalhu ‘alaihi wa sallam selesai dari shalatnya (shalat fardhu) beliau ber-istighfar tiga kali dan mengucapkan;
اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَ السَّلاَمِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَالْجَلاَلِ وَالْأِ كْرَامِ
“Allahumma antas salaam wa minkas salaam, tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikroom”.
Artinya: “Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dari-Mu keselamatan. Mahasuci Engkau, wahai Tuhan pemilik keagungan dan kemuliaan. Beliau bertanya pada Al-Auza’i (salah satu perawi) ditanya: “Bagaimana cara ber-istighfar?” Al-Auza’i menjawab, Caranya membaca;
أستغفر الله, أستغفر الله
“Astaghfirullah, Astaghfirullah”
Artinya: “Aku memohn ampun kepada Allah. Aku memohon ampun kepada Allah.” (H.R muslim)
Dari hal ini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa manusia ketika shalat tidak akan lepas dari kekurangan. Kadang ada yang ketika shalat muncul waswas, gangguan-gangguan, rukuk dan sujudnya tidak sempurna, atau bahkan ada yang selama ia shalat tidak bisa khusyuk. Karena itu, kita layak untuk langsung membaca istighfar setelah salam agar Allah menghapus kesalahan yang kita lakukan ketika shalat.
Istighfar ba’da shalat menunjukkan bahwa seorang hamba janganlah tertipu dengan amalannya. Apabila seorang hamba merasa tidak takjub pada amalnya sendiri, maka itu akan membuat amalannya mudah diterima.
Setelah mengetahui hal ini, selepas shalat jangan buru-buru beranjak dari tempat shalat ya, usahakan untuk tetap membaca dzikir-dzikir setelah shalat sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar ibadah shalat kita menjadi sempurna.
Apalagi kita tutup dengan shalat sunnah bakdiyah
I m a junior developer.